Perang Dingin (Cold War) adalah ketegangan yang
secara politis tampak saling bermusuhan karena adanya persaingan kepentingan.
Perang Dingin dimulai setelahberakhirnya Perang Dunia II sejak pembagian Jerman
menjadi 2 wilayah, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Pembagian Jerman
menjadi 2 diikuti dengan pembagian kota Berlin menjadi Berlin Barat yang
dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris dan Perancis sedangkan Berlin Timur
dikusai oleh Uni Soviet tepatnya saat terjadi Konfrensi Yalta (Februari 1945).
Dalam waktu singkat (1945-1948) Uni Soviet berhasil
membentuk pemerintahan komunis di Bulgaria, Rumania, Hongaria, Polandia, dan
Chekoslowakia. Karena perkembangan pengaruh Uni Soviet sangat cepat dan
pertumbuhannya pesat maka Amerika merasa perlu membendung berkembangnya gerakan
komunis. Hingga akhirnya Amerika menyusun strategi politik Containment Policy
yang bertujuan mencegah berkembangnya pengaruh suatu negara atau suatu sistem
politik dari pihak lawan. Strategi politik tersebut dikembangkan melalui
pemberian bantuan ekonomi dan militer seperti Marshall Plan dan Doctrine Truman
yaitu bantuan berupa keuangan, militer, dan penasehat militer kepada Yunani dan
Turki guna menghadapi gerilyawan komunis. Tujuannya untuk mempertahankan Yunani
dan Turki dari peneterasi komunis dan menghambat jalur Uni Soviet menuju ke
selatan yang akan mengancam negara-negara Barat. Sebab jika salah satu negara
jatuh maka negara tetangga lainnya juga akan jatuh sehingga semua negara akan
jatuh ke dalam pengaruh komunis. Uni Soviet berusaha menyaingi dengan
membuatMolotov Plan dengan tujuan untuk menata kembali perekonomian
negara-negara Eropa Timur dan badan kerja sama ekonomi Comicon (Cominteren
Economic). Konflik ideologi tersebut berkembang sampai di Asia.
Selama berlangsungnya Perang Dingin, situasi dan
kondisi dunia diwarnai oleh kegiatan sebagai berikut.
1) Perebutan Hegemoni/kekuasaan
Kalahnya Jepang dari Sekutu menyebabkan seluruh
wilayah Manchuria dan Korea diduduki Uni Soviet hingga berdampak semakin
kuatnya Uni Soviet di daratan Cina serta wilayah Korea.
Berdasarkan Konferensi Yalta maka semenanjung Korea
dibagi 2 yaitu Utara dibawah kekuasaan Uni Soviet sehingga Kim Il Sung
menjalankan pemerintahan atas dasar pemikiran komunis. Sementara di sebelah
selatan, Amerika memilih Rhee Syngman sebagai orang yang menjalankan
pemerintahan berdasarkan dasar-dasar demokrasi. Karena perbedaan ideologi ini
maka menyebabkan munculnyaperang saudara di Semenanjung Korea pada 25 Juni 1950
dan inilah titik balik dari Perang Dingin.
Posisi komunisme di Cina semakin kuat karena bantuan
senjata dari Uni Soviet yang berasal dari Jepang. Kuatnya komunisme di Cina
menyebabkan berkembangnya komunisme di Asia Tenggara. Cina berusaha menghalangi
propaganda imperialisme yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris. Cina
semakin mengembangkan komunismenya adapun alasannya adalah karena adanya
keinginan untuk mengembalikan daerah kekuasaan Cina di zaman kuno meliputi
Korea, Funan, Birma, India, bahkan lebih jauh termasuk daerah di Asia Tenggara.
Selain alasan historis juga adanya alasan geografis dan kekayaan alam di Asia
Tenggara guna memperkuat posisi ekonominya dalam dunia internasional. Karena
alasan tersebutlah maka Cina semakin melibatkan diri di Asia Tenggara.
Apa yang dilakukan Cina dan Uni Soviet semakin
mengancam kehidupan di Asia Tenggara. Hal ini menjadi masalah yang cukup serius
bagi Amerika Serikat sehingga membuat Amerika merasa perlu membantu
negara-negara Asia Tenggara. Amerika akhirnya memutuskan membantu Perancis yang
saat itu sedang berperang melawan Vietnam (dibantu Uni Soviet dan RRC) dengan
harapan Vietnam tidak jatuh ke tangan komunis. Tetapi ternyata Vietnam menang
dan secara otomatis Vietnam berada di bawah kekuasaan komunis.
Jatuhnya Vietnam ke dalam kekuasaan komunis
memungkinkan negara-negara di Asia Tenggara jatuh ke kuasaan komunis.
Perjanjian Jenewa merupakan upaya untuk mengakhiri konflik antara kaum komunis
dan non komunis yang membagiVietnam menjadi 2 yaitu Vietnam Utara dan Selatan.
Tetapi upaya ini tidak membuahkan hasil dan tidak mendatangkan kepuasan untuk
mengakhiri konflik yang saling bertentangan di Vietnam. Pertentangan tersebut
menyebabkan keterlibatan campur tangan pihak asing. Vietnam Utara sebagai
negara komunis mendapat bantuan dan pengaruh dari Cina dan Uni Soviet sementara
Vietnam Selatan sebagai negara demokrasi mendapat bantuan dari Amerika Serikat.
Setelah bertahun-tahun diperjuangkan akhirnya tahun
1976 Vietnam dapat dipersatukan di bawah kekuasaan kaum komunis. Vietnam
membentuk persatuan Indocina yang diberi nama Federasi Indocina dibawah
kekuasaan komunis yang menjadi ancaman militer dan ideologi bagi negara-negara
Asia Tenggara.
Di Asia Tenggara terjadi rivalitas antarkomunisme
tampak dengan adanya konflik antara Vietnam dan Kamboja mengenai masalah
perbatasan. Dalam masalah ini Kamboja(Pol Pot) menolak usul penyelesaian
konflik perbatasan melalui forum PBB. Di balik masalah Kamboja-Uni Soviet tidak
lepas dari masalah politik yaitu konflik Sino-Soviet. Di belakang Kamboja
berdiri Cina dan di pihak Vietnam terdapat Uni Soviet. Konflik Vietnam dan
Kamboja adalah pertandingan dari jauh antara Cina dan Uni Soviet di Asia
Tenggara sementara Vietnam dan Kamboja menjadi pion-pion yang bertempur di
medan perang.
Pertentangan ideologi antara negara Amerika Serikat
dan Uni Soviet terjadi juga di Amerika dimana Presiden Kuba Fidel Castro
mendirikan negara komunis di Kuba. Tindakan ini tentu saja mendapat reaksi
keras dari Amerika Serikat dengan upaya mensponsori invasi gerakan anti komunis
Kuba namun mengalami kegagalan. Titik ketegangan perang dingin ini terjadi di
Teluk Babi pada tahun 1961.
Negara di kawasan Amerika Tengah lainnya seperti
Nikaragua juga dikuasai oleh kaum komunis. Dimana Nikaragua sejak 1970 sampai
1990 dikuasai oleh kelompok Gerilyawan komunis Sandinista (Front Pembebasan
Nasional Sandinista).
Di Afrika sayap kiri militer telah menguasai
pemerintahan di Ethiopia antara tahun 1974-1991. Sistem pemerintahan sosialis
membuat negara tersebut bersekutu dengan Uni Soviet. Di Angola dan Mozambik
sejak 1975-1990 kelompok gerilya Marxis-Leninis menguasai pemerintahan.
Di Afganistan (1978) pemerintahan berhaluan komunis
pimpinan Noor Mohammad Tariki berhasil membangun Daoud Khan melalui kudeta
berdarah. Untuk menyelamatkan rezim komunis di Afganistan yang saat itu
mendapat perlawanan dari kelompok pimpinan Hafizullah Amin maka Uni Soviet pada
Desember 1979 melakukan invasi militer ke Afganistan. Selain itu guna
mengimbangi kekuatan bersenjata Amerika Serikat di Asia Barat Daya dan pengaruh
liberalismenya. Tetapi invasi ini mendapat perlawanan dari kelompok Mujahidin
yang dipimpin Mohammad Najibullah yang akhirnya berhasil memukul mundur pasukan
Uni Soviet dan pada 1989 pasukan Soviet ditarik mundur dari Afganistan.
Selama Perang Dingin berlangsung kedua negara
adikuasa tidak pernah terlibat secara langsung dalam suatu konflik (peperangan)
secara terbuka. Mereka selalu berada di belakang negara-negara yang sedang
bersengketa. Mereka memberikan bantuan persenjataan dan memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat negara-negara yang sedang bersengketa.
2) Sistem Aliansi
Ketika perang dingin memuncak maka setiap negara
yang bertentangan berusaha memperkuat dirinya dengan bergabung dalam satu
aliansi. Bentuk sistem aliansi baik yang dilakukan blok Timur maupun blok Barat
adalah sebagai berikut.
Pembentukan Cominform (The Communist Information
Bureau) pada tahun 1947. Cominform adalah wadah kerja sama partai-partai
komunis Eropa yang berpusat di Beograd, Yugoslavia.
Pembentukan NATO (North Athlantic Traty
Organization) 4 April 1949. Negara yang menjadi anggotanya yaitu Inggris,
Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Belanda, Luxemburg, Perancis,
Portugal, Kanada, dan Amerika Serikat. Tujuannya untuk membendung komunis mulai
dari Eropa Utara sampai Turki dan Yunani.
Pembentukan Pakta Warsawa pada 1955 dengan negara
Jerman Timur, Cekoslovakia, Hongaria, Bulgaria, Polandia, Rumania, dan Albania.
Pakta Warsawa merupakan kerjasama pertahanan dan keamanan negara-negara
komunis.
Perjanjian antara RRC dan Uni Soviet tahun 1950
mengenai kerja sama dianatara kedua negara guna menghadapi kemungkinan agresi
Jepang.
Pembentukan Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, and
United State), yaitu pakta pertahanan negara-negara Amerika Serikat,
Australia,dan Selandia Baru pada tahun 1951.
Pembentukan SEATO (South East Asia Treaty
Organization) pada tahun 1954. SEATO merupakan kerjasama pertahanan antara
negara-negara Asia Tenggara dengan pihak Barat. Dengan anggotanya antara lain,
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Filipina, Singapura, dan Selandia Baru.
3) Kegiatan Spionase
Perebutan hegemoni selama perang dingin antara Uni
Soviet dan Amerika Serikat terhadap berbagai kawasan baik di Eropa, Asia,
Amerika, dan Afrika selalu didukung oleh kegiatan agen intelijen yang mereka
miliki.
Kegiatan Spionase (mata-mata) tercermin dari
tindakan yang dilakukan oleh agen spionase kedua belah pihak yaitu antara KGB
dan CIA. KGB (Komitet Gusudarstvennoy Bezopasnosti) merupakan dinas intelegen
sipil atau dinas rahasia Uni Soviet sedangkan CIA (Central Intelligence Agency)
yang merupakan dinas rahasia Amerika Serikat yang bertugas untuk mencari
keterangan tentang negara-negara asing tertentu.
KGB dan CIA selalu berusaha untuk memperoleh
informasi rahasia mengenai segala hal yang menyangkut kedua belah pihak atau
negara-negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah pihak. Mereka juga
membantu terciptanya berbagai ketegangan di dunia. Misalnya, CIA turut membantu
orang-orang Kuba di perantauan untuk melakukan serangan ke Kuba tahun 1961 yang
disebut Insiden Teluk Babi. Di pihak lain, Uni Soviet memberikan dukungan
kepada Fidel Castro (Presiden Kuba) dalam menghadapi invasi tersebut.
4. Perlombaan Teknologi Persenjataan dan Ruang
Angkasa
Perang dingin antara dua negara adidaya ditandai
oleh perimbangan persenjataan nuklir dan personil militer. Sehingga kegiatan ini
disebut sebagai politik Balance of Power. Unjuk kekuatan kedua negara adidaya
tersebut diikuti perlombaan dalam bidang teknologi militer dan ruang angkasa
dimana keduanya saling unjuk kecanggihan.
Jika muncul isu sensitif dapat saja membawa kedua
belah pihak pada isu global yang menyebabkan munculnya perang secara terbuka.
Perang dingin juga dapat menimbulkan perlombaan senjata antara pihak Amerika
Serikat dan Uni Soviet. Perlombaan senjata yang dilakukan kedua negara tersebut
berupa perlombaan senjata nuklir. Perlombaan senjata nuklir ini dikhawatirkan
akan menyebabkan meletusnya perang nuklir yang dasyat yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup umat manusia dan makhluk hidup lainnya di dunia sebab
jangkauan senjata nuklir sangatlah luas bisa menjangkau antarnegara dan
antarbenua.
Kedua blok membangun pusat-pusat tombol peluncuran
senjata nuklir berbagai negara yang berada di bawah pengaruhnya. Untuk
mengurangi meningkatnya perlombaan senjata nuklir pada kedua belah pihak maka
PBB membentuk Atomic Energy Commission yang bertujuan mencari jalan dan cara
untuk mengembangkan penggunaan tenaga atom untuk maksud damai serta mencegah
penggunaannya untuk tujuan perang. Pada akhir Desember 1946 komisi setuju untuk
mengadakan pengawasan dan pengaturan ketat guna mencegah produksi
senjata-senjata atom yang dilakukan secara diam-diam. Tetapi Uni Soviet
keberatan dan mengemukakan usul pengurangan senjata secara menyeluruh.
Sementara AS tidak setuju, hingga akhirnya US memveto usul AS dalam sidang
Dewan keamanan. Pada tahun 1949, US mengadakan uji coba peledakan bom atomnya
yang pertama. Yang ditanggapi dengan pembuatan bom hidrogen oleh AS yang diuji
pada November 1952, meskipun begitu ternyata US pun sudah dapat membuat bom
hidrogen sendiri.
Hingga tahun 1983, perbandingan kekuatan senjata
nuklir Uni Soviet menunjukkan posisi yang unggul dibanding dengan kekuatan
Amerika Serikat.[ps]
0 komentar:
Posting Komentar